Oleh: Putri Rizqi Hernasari - detikTravel
Makassar - Melihat ke arah laut Losari, sebuah bangunan berdiri
tepat di tengah laut. Tiang penyangga menopangnya agar tetap berdiri
meski ombak terus berdatangan. Inilah Masjid Amirul Mukminin, masjid
terapung pertama di Indonesia.
"Ini masjid terapung di Makassar, sudah ke sini belum?" kata salah seorang penduduk lokal, Linda kepada detikTravel beberapa waktu lalu.
Belum pernah datang ke sana, saya yang kebetulan lewat langsung berhenti. Dari depan tertera tulisan Masjid Amirul Mukminin. Rupanya ini nama masjid tersebut.
Ada banyak pilar menopang bangunan masjid. Ya, masjid ini tidak berdiri di atas tanah, melainkan berada di lautan. Oleh karena itu, masjid ini disebut sebagai Masjid Terapung.
Selain bernama Masjid Amirul Mukminin, ternyata masjid ini juga memiliki nama lain Masjid 99 Al Makazzary. Angka 99 ini melambangkan 99 Asmaul Husna atau 99 nama Allah. Sedangkan nama Al Makazzary, ditujukan untuk salah seorang imam besar Masjidil Haram, Syekh Yusuf.
Ketika detikTravel berkunjung ke sana, bagian depan masjid tampak ramai pengunjung. Ada yang duduk-duduk, ada yang sengaja berdiri untuk masuk ke dalam masjid, ada pula yang datang untuk sekadar berfoto-foto.
Masjid ini terbagi dari beberapa lantai. Lantai paling atas masjid adalah tempat khusus untuk para pengunjung yang ingin salat sendiri. Tempat ini dipisah agar jamaah bisa beribadah lebih khusyuk.
"Kalau perempuan itu di lantai dua," kata salah seorang traveler yang pernah masuk ke Masjid Terapung, Gita kepada detikTravel.
Sedangkan, jamaah pria berada di lantai paling dasar. Masih di lantai itu juga, traveler bisa menemukan tempat wudhu baik pria maupun wanita.
Bisa dibilang, masjid ini selalu ramai pengunjung dari pagi hingga malam hari. Tapi, sore menjelang malam adalah waktu paling ramai.
"Biasanya menjelang Magrib orang-orang pada ke sana. Banyak yang foto-foto di sana," lanjut Gita.
Ketika itu, banyak penduduk lokal maupun wisatawan datang hanya untuk sekadar melihat masjid berlatar sunset cantik. Dari kejauhan, semburat merah muncul di ufuk barat. Perlahan cahayanya turun.
Nah, saat itulah banyak pelancong berpose di depan masjid. Salah satu teman mereka pun lantas mengarahkan kamera dan mengabadikan momen lewat jepretan kamera. Sempurna!
Sumber : detikTravel
"Ini masjid terapung di Makassar, sudah ke sini belum?" kata salah seorang penduduk lokal, Linda kepada detikTravel beberapa waktu lalu.
Belum pernah datang ke sana, saya yang kebetulan lewat langsung berhenti. Dari depan tertera tulisan Masjid Amirul Mukminin. Rupanya ini nama masjid tersebut.
Ada banyak pilar menopang bangunan masjid. Ya, masjid ini tidak berdiri di atas tanah, melainkan berada di lautan. Oleh karena itu, masjid ini disebut sebagai Masjid Terapung.
Selain bernama Masjid Amirul Mukminin, ternyata masjid ini juga memiliki nama lain Masjid 99 Al Makazzary. Angka 99 ini melambangkan 99 Asmaul Husna atau 99 nama Allah. Sedangkan nama Al Makazzary, ditujukan untuk salah seorang imam besar Masjidil Haram, Syekh Yusuf.
Ketika detikTravel berkunjung ke sana, bagian depan masjid tampak ramai pengunjung. Ada yang duduk-duduk, ada yang sengaja berdiri untuk masuk ke dalam masjid, ada pula yang datang untuk sekadar berfoto-foto.
Masjid ini terbagi dari beberapa lantai. Lantai paling atas masjid adalah tempat khusus untuk para pengunjung yang ingin salat sendiri. Tempat ini dipisah agar jamaah bisa beribadah lebih khusyuk.
"Kalau perempuan itu di lantai dua," kata salah seorang traveler yang pernah masuk ke Masjid Terapung, Gita kepada detikTravel.
Sedangkan, jamaah pria berada di lantai paling dasar. Masih di lantai itu juga, traveler bisa menemukan tempat wudhu baik pria maupun wanita.
Bisa dibilang, masjid ini selalu ramai pengunjung dari pagi hingga malam hari. Tapi, sore menjelang malam adalah waktu paling ramai.
"Biasanya menjelang Magrib orang-orang pada ke sana. Banyak yang foto-foto di sana," lanjut Gita.
Ketika itu, banyak penduduk lokal maupun wisatawan datang hanya untuk sekadar melihat masjid berlatar sunset cantik. Dari kejauhan, semburat merah muncul di ufuk barat. Perlahan cahayanya turun.
Nah, saat itulah banyak pelancong berpose di depan masjid. Salah satu teman mereka pun lantas mengarahkan kamera dan mengabadikan momen lewat jepretan kamera. Sempurna!
Sumber : detikTravel
0 komentar:
Posting Komentar